2014م - 1444هـ
Segala puji hanya bagi Allah Shubhanahu wa ta’alla, kami
memuji -Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada -Nya,
kami berlindung kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla dari kejahatan
diri-diri kami dan kejelekan amal perbuatan kami. Barangsiapa yang
Allah Shubhanahu wa ta’alla beri petunjuk, maka tidak ada yang
dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah Shubhanahu wa
ta’alla sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.
Aku bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak
diibadahi dengan benar kecuali Allah Shubhanahu wa ta’alla semata,
yang tidak ada sekutu bagi -Nya. Dan aku juga bersaksi bahwasannya
Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah hamba dan
Rasul -Nya. Amma Ba'du:
Syubhat Orang Yang Menyatakan Tidak Adanya Kesyirikan Pada
Umat Ini Serta Bantahannya:
Dengan berlandaskan pada nushus syar'iyah sebagai dalil
yang autentik, para pengusung pemikiran ini mengatakan, bahwa
umat kita sekarang ini dalam keadaan bersih dari noda syirik, tidak
ada seorangpun yang terjerumus kedalam kesyirikan. Mereka
membawakan dalil apa yang kita bawakan dimuka, dengan
mengambil sisi pendalilannya beda jauh dengan apa yang kita
kemukakan diawal, yang bila kita cermati justru semakin mendukung
kebenaran yang kita sampaikan yaitu fenomena nyata yang
menimpa umat ini, yaitu adanya diantara mereka yang terjerumus
ke dalam kesyirikan.
Diantara nushus syar'iyah yang sering dijadikan hujah oleh
mereka, yang bisa dipahami secara jelas sisi pengambilan dalilnya
dibanding yang lain, dan menjadi syubhat(kerancuan) mereka ialah:
Syubhat Pertama: Sabda Nabi Muhammad Shalallahu
‘alaihi wa sallam, sebagaimana dibawakan oleh Imam Bukhari. Nabi
Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
: Fenomena ditengah masyarakat menunjukan bahwa animo untuk mengunjungi bendabenda bersejarah, terkhusus kuburan para wali semakin tahun terus meningat, bahkan perkaranya diperparah dengan dijadikan objek bisnis menjadi ’WISATA RELIGIUS’. Berbagai argumen mereka kemukakan untuk melegalkan acaranya tersebut, tapi, apakah benar hal tersebut dibolehkan. Apa barometer kebeneran hanya diukur dari satu, dua perkataan ulama atau ukuran kebenaran diukur dengan alQur’an dan Hadits Nabi shalallahu ’alaihi wa sallam. Nah, didalam risalah ini barangkali solusinya ……
يمكنك الاستمتاع بقراءة كتاب
Syubhat Para Pengagung Kubur
اونلاين وعلى الموقع الخاص بنا من خلال الضغط على زر قراءة بالاسفل
كتاب
Syubhat Para Pengagung Kubur
يمكنك تحميله من خلال الدخول الى صفحه التحميل من